tulisan siti aisyah tercinta
KATA, KALIMAT, KETERANGAN, PREPOSITION
º Kata = kumpulan huruf² yg mempunyai arti/makna
º Kalimat = susunan kata² yg mempunyai pengertian.
º Keterangan = makna/isi dari suatu kalimat.
Ex: 1). Semua mahasiswa hukum harus lulus PIH.
Tidak ada 1 pun mahasiswa hukum yang tidak lulus PIH.
Siapapun yg namanya mahasiswa harus lulus PIH.
2). Semua penduduk wajib memiliki KTP.
Tidak ada 1 pun penduduk yg tidak wajib memiliki KTP.
Siapapun yg menjadi penduduk wajib memiliki KTP.
Ket : - Semua penduduk wajib memiliki KTP.
Kuantitas → semesta Kualitas → mengiyakan
→ individual → mengingkar
(sebagian)
- Setiap orang wajib membayar pajak
↓ ↓
Kuantitas Kualitas
ºSuatu keterangan dilihat dari segi kuantitas / kualitas ada beberapa keterangan / kemungkinan, yaitu : a. semesta mengiyakan
b. sebagian mengiyakan
c. semesta mengingkar
d. sebagian mengingkar
ex : (semesta mengiyakan) Semua anggota masyarakat yg melanmggar hukum wajib mendapat sanksi.
(sebagian mengiyakan) Setiap anggota masyarakat yg melanggar hukum wajib mendapat sanksi.
(semesta mengingkar) Semua anggota masyarakat yg melanggar hukum tidak wajib mendapat sanksi.
(sebagian mengingkar) Setiap anggota masyarakat yg melanggar hukum tidak wajib mendapat sanksi.
º Yg dirubah kualitasnya : 1. Semua makhluk hidup bernapas.
2. Semua makhluk hidup tidak bernapas.
º Yg dirubah kuantitasnya : 1. Semua makhluk hidup bernapas.
2. Beberapa makhluk hidup bernapas.
semesta sebagian semesta sebagian
↑ ↑ ↑ ↑
AFFIRMO NEGO
↓ ↓
mengiyakan mengingkar
Ket : A : semesta mengiyakan
I : sebagian mengiyakan
E : semesta mengingkar
O : sebagian mengingkar
Ex : A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
I : Beberapa anggota masyarakat harus taat hukum.
E : Semua anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
O : Beberapa anggota masyarakat tidak harus taat hukum
Question : Dari beberapa kata di atas ada beberapa kemungkinan hubungan ?
Answer : 12 HUBUNGAN
A E
I O
Pola Hubungan (Square of Opposition)
ºDari 12 hubungan di atas, ada beberapa pola kah ?
Answer : 5 POLA
Yaitu : 1). Hubungan 2 keterangan semesta yg berbeda kualitasnya.
2). Hubungan 2 keterangan sebagian yg berbeda kualitasnya.
3). Hubungan 2 keterangan yg berbeda kuantitasdan kualitasnya.
4). Hubungan 2 keterangan semesta terhadap sebagian yg sama kualitasnya.
5). Hubungan 2 keterangan sebagian terhadap semesta yg sama kualitasnya.
- SOAL –
1). Keterangan jika dilihat dari kuantitasnya ada 2, yaitu :
a. semesta
b. individual (sebagian)
2). Keterangan jika dilihat dari kualitasnya ada 2, yaitu :
a. mengiyakan
b. mengingkar
3).Keterangan jika dilihat dari kuantitas dan kualitasnya ada 4 kemungkinan, yaitu : a. semesta mengiyakan
b. sebagian mengiyakan
c. semesta mengingkar
d. sebagian mengingkar
4). 4 jenis keterangan pada no.3 dapat ditulis dengan lambing :
a. A
b. I
c. E
d. O
5). Kemungkinan hubungan yg terjadi antara 4 hubungan tersebut ada 12 kemungkinan, yaitu : 1. AE 7. IA
2. EA 8. AI
3. EO 9. IE
4. OE 10. EI
5. OI 11. AO
6. IO 12. OA
6). 12 hubungan tersebut dapat disederhanakan menjadi 5 pola, yaitu :
1. Hubungan 2 keterangan semesta yg berbeda kualitasnya.
2. Hubungan 2 keterangan sebagian yg berbeda kualitasnya.
3. Hubungan 2 keterangan yg berbeda kuantitas dan kualitasnya.
4. Hubungan 2 keterangan semesta terhadap sebagian yg sama kualitasnya.
5. Hubungan 2 keterangan sebagian terhadap semesta yg sama kualitasnya.
7). Tulis 3 kalimat yg semakna, yaitu :
1.
2.
3.
Tanggal : 20 Oktober 2009
POLA HUBUNGAN dan NILAI KEBENARANNYA
1. Hubungan 2 keterangan semesta yg berbeda kualitasnya.
Ex : - AO = A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
O : Beberapa anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
- OA = O : Beberapa anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
- EI = E : Semua anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
I : Beberapa anggota masyarakat harus taat hukum.
- IA = I : Beberapa anggota masyarakat harus taat hukum.
A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
Ket : Jika yg 1 benar maka yg lain pasti salah. Dan begitu juga sebaliknya, jika yg 1 salah maka yg lain pasti benar.
(disebut CONTRADICTION / PERTENTANGAN PENUH).
2. Hubungan 2 keterangan sebagian yg berbeda kualitasnya.
Ex : - AE = A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
E : Semua anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
- EA = E : Semua anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
Ket : Pertentangan segi benar karena kedua-duanya tidak boleh benar. (disebut CONTRARIETY).
3. Hubungan 2 keterangan yg berbeda kuantitas dan kualitasnya.
Ex : - IO = I : Beberapa anggota masyarakat harus taat hukum.
O : Beberapa anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
- OI = O : Beberapa anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
I : Beberapa anggota masyarakat harus taat hukum.
Ket : Pertentangan segi salah karena kedua-duanya tidak mungkin salah. (disebut SUB CONTRARIETY).
4. Hubungan 2 keterangan semesta terhadap sebagian yg samakualitasnya.
Ex : - AI = A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
I : Beberapa anggota masyarakat harus taat hukum.
- EO = E : Semua anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
O : Beberapa anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
Ket : Jika keterangan semesta benar maka keterangan sebagian benar. Dan jika keterangan semesta salah maka keterangan bagian belum dapat ditentukan nilainya yaitu apakah benar atau salah. ( disebut SUPER IMPLICATION).
5. Hubungan 2 keterangan sebagian terhadap semesta yg sama kualitasnya.
Ex : - IA = I : Beberapa anggota masyarakat harus taat hukum.
A : Semua anggota masyarakat harus taat hukum.
- OE = O : Beberapa anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
E : Semua anggota masyarakat tidak harus taat hukum.
Ket : Jika keterangan sebagian benar maka keterangan semesta belum dapat ditentukan nilainya. Dan jika keterangan semesta benar maka keterangan sebagian benar.
(disebut SUB IMPLICATION).
- SOAL-
1. Semua kendaraan bermotor memerlukan bahan baker (A).
Cari keterangan lain yg mempunyai hubungan pertentangan penuh dengan keterangan di atasnya ?
Jawab : Beberapa kendaraan bermotor tidak memerlukan bahan baker (O).
Ket : Jika yg 1 benar maka yg lain pasti salah. Dan begitu juga sebaliknya, jika yg 1 salah maka yg lain pasti benar
(disebut CONTRADICTION / PERTENTANGAN PENUH).
2. Tentukan nilai kebenarannya ?
Jawab : Semua kendaraan bermotor memerlukan bahan baker (benar). Pasti
SYLLOGISM ( SUSUNAN FIKIR)
AT
↑
Ex : - Semua manusia pasti akan mati. (PB)
Saya adalah manusia. (PK)
Saya pasti akan mati. (K)
Ket : AT = artian tengah
PB = pangkal pikir besar
PK = pangkal pikir kecil
K = Kesimpulan
SORITES ( )
Ex : Manusia memerlukan padi.
Padi memerlukan sawah.
Sawah memerlukan air.
Air memerlukan sungai.
Sungai memerlukan hutan.
Maka manusia memerlukan hutan.
POLYSYLLOGISM (POLA PIKIR BERTAHAP)
Ex : Manusia memerlukan padi.
Padi memerlukan sawah.
Maka manusia memerlukan sawah.
Sawah memerlukan air.
Maka manusia memerlukan air.
Air memerlukan sungai.
Maka manusia memerlukan sungai.
Sungai memerlukan hutan.
Maka manusia memerlukan hutan.
- TUGAS -
1). Buat kalimat dari Sorites ke Polysyllogism
Tanggal : 3 November 2009
LOGICAL CONNECTIVE (PERANGKAI KATA)
ºLogical Connective = kata / lambang yg berfungsi merangkai 2 keterangan benda atau lebih menjadi keterangan majemuk
Ex : Saya sedang kuliah logika. (p)
Saya sedang mempelajari perangkai logika. (q)
Dirangkai dengan : kata “dan”
Menjadi : Saya sedang kuliah logika dan mempelajari perangkai logika.
ºKeterangan Penyertaan = 2 keterangan tunggal / lebih yg dirangkai dengan kata “dan” atau “titik” atau dengan lambang (٨)(.), Nilai kebenarannya : hanya benar jika kedua unsurnya benar.
Ex : Saya sedang kuliah logika. (p)
Saya sedang mempelajari perangkai logika. (q)
Menjadi : Saya sedang kuliah logika dan mempelajari perangkai logika.
Dengan lambang : p٨q
p٨q : ada 4 kemungkinan
p q p٨q p٨q
B B B 1
B S S 0
S B S 0
S S S 0
ºKeterangan Persyaratan = 2 keterangan tunggal yg dirangkai dengan kata “jika..maka..” atau dengan lambang (→).
Nilai kebenarannya : hanya salah jika sebab atau antecedent terjadi sedangkan akibat atau consecuen tidak terjadi.
Ex : Setelah lulus wisuda. (p)
Saya akan melamarmu. (q)
Menjadi : Jika setelah lulus wisuda maka saya akan melamarmu.
Dengan lambang : p→q
p q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B
MODUS PONENDO PONENS (MPP)
ºModus Ponendo Ponens (MPP) = aturan penyimpulan dalam keterangan persyaratan dengan cara mengiyakan melakukan pembenaran.
a). Ex Penyimpulan : Jika saya mendapatkan beasiswa (p)
maka saya akan mentraktir Bedu (q)
dan saya mendapatkan beasiswa (p)
maka saya akan mentraktir Bedu (q)
Jika p maka q dan p maka q
[{(p → q) ٨ p} → q]
Dites :
p q p→q (p → q) ٨ p {(p → q) ٨ p } → q
1 1 1 1 1
1 0 0 0 1
0 1 1 0 1
0 0 1 0 1
1. p→q 2. ٨p 3. →q
1→1=1 1٨1=1 1→1=1
1→0=0 0٨1=0 0→0=1
0→1=1 1٨0=0 0→1=1
0→0=1 1٨0=0 0→0=1
Jadi, [{(p → q) ٨ p} → q] adalah rumus MPP.
b). Ex Penyimpulan : Jika saya mendapatkan beasiswa (p)
maka saya akan mentraktir Bedu (q)
dan saya akan mentraktir Bedu (q)
maka saya mendapatkan beasiswa (p)
[{(p → q) ٨ q} → p]
Dites :
p q p→q (p → q) ٨ q {(p → q) ٨ q } → p
1 1 1 1 1
1 0 0 0 1
0 1 1 1 0
0 0 1 0 1
1. p→q 2. ٨q 3. →p
1→1=1 1٨1=1 1→1=1
1→0=0 0٨0=0 0→1=1
0→1=1 1٨1=1 1→0=0
0→0=1 1٨0=0 0→0=1
Jadi, [{(p → q) ٨ q} → p] adalah bukan rumus MPP.
MODUS TOLLENDO TOLLENS (MTT)
ºModus Tollendo Tollens = aturan penyimpulan dalam keterangan persyaratan dengan cara mengingkar melakukan penolakan.
a). Ex Penyimpulan :Jika saya mendapatkan beasiswa (p)
maka saya akan mentraktir Bedu (q)
dan saya tidak mendapatkan beasiswa (-p)
maka saya tidak akan mentraktir Bedu (-q)
Jika p maka q dan -p maka -q
[{(p → q) ٨ -p} → -q]
Dites :
p q -p -q p→q (p → q) ٨ -p {(p → q) ٨ -p } → -q
1 1 0 0 1 0 1
1 0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1
1. p→q 2. ٨-p 3. →-q
1→1=1 1٨0=0 0→0=1
1→0=0 0٨0=0 0→1=1
0→1=1 1٨1=1 1→0=0
0→0=1 1٨1=1 1→1=1
Jadi, [{(p → q) ٨ -p} → -q] adalah bukan rumus MTT
b). Ex Penyimpulan : Jika saya mendapatkan beasiswa (p)
maka saya akan mentraktir Bedu (q)
dan saya tidak akan mentraktir Bedu (-q)
maka saya tidak mendapatkan beasiswa (-p)
[{(p → q) ٨ -q} → -p]
Dites :
p q -p -q p→q (p → q) ٨ -q {(p → q) ٨ -q } → -p
1 1 0 0 1 0 1
1 0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1
1. p→q 2. ٨-q 3. →-p
1→1=1 1٨0=0 0→0=1
1→0=0 0٨1=0 0→0=1
0→1=1 1٨0=0 0→1=1
0→0=1 1٨1=1 1→1=1
Jadi, [{(p → q) ٨ -q} → -p] adalah rumus MTT.
Tanggal : 10 November 2009
KETERANGAN PENG-ATAU-AN
ºKeterangan Peng-atau-an = 2 keterangan tunggal yg dirangkai dengan kata “atau”.
Keterangan Peng-atau-an terdiri dari :
1. Keterangan Peng-atau-an yg Mencakup
= 2 keterangan tunggal yg dirangkai dengan kata “atau” dalam artian mencakup. (dalam bahasa hukum sering diartikan sebagai “dan/atau”).
Nilai kebenarannya : Hanya salah jika ke2 unsurnya salah.
Ex : Saya sedang kuliah logika. (p)
Saya sedang mempelajari perangkai logika (q)
Menjadi :Saya sedang kuliah logika atau saya sedang mempelajari perangkai logika.
Dengan lambang : pvq
p q p v q
1 1 1
1 0 1
0 1 1
0 0 0
2. Keterangan Peng-atau-an yg Memisah
= 2 keterangan tunggal yg dirangkai dengan kata “atau” dalam artian memisah. (dalam bahasa popular sering dikatakan sebagai “ini saja atau itu saja “)
Nilai kebenarannya : Benar jika 1 unsurnya benar/1 unsurnya salah. Dan
salah jika 2 unsurnya benar/2 unsurnya salah.
Ex : Saya sedang kuliah logika. (p)
Saya sedang belanja di pasar. (q)
Menjadi : Saya sedang kuliah logika atau sedang belanja di pasar.
Dengan lambang : p v q
p q p v q
1 1 1
1 0 1
0 1 1
0 0 0
MODUS PONENDO TOLLENS (MPT)
ºModus Ponendo Tollens = aturan penyimpulan dalam keterangan peng-atau-an yg memisah dengan cara mengiyakan melakukan penolakan.
a). Ex Penyimpulan : Saya sedang kuliah logika atau saya p v
sedang belanja di pasar dan saya
q ٨
sedang kuliah logika maka saya tidak
p →
sedang belanja di pasar.
-q
Dengan lambang : [{(p v q) ٨ p} → -q]
Dites :
p q -p -q p v q {(p v q) ٨ p} [{(p v q) ٨ p} → -q]
1 1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1
0 0 1 1 0 0 1
1. p v q 2. ٨ p 3. → -q
1 v 1=0 0٨1=0 0→0=1
1 v 0=1 1٨1=1 1 →1=1
0 v 1=1 1٨0=0 0→0=1
0 v 0=0 0٨0=0 0 →1=1
Jadi, [{(p v q) ٨ p} → -q] adalah rumus MPT.
b). Ex Penyimpulan : Saya sedang kuliah logika atau saya p v
sedang belanja di pasar dan saya
q ٨
sedang belanja di pasar maka saya
q →
tidak sedang kuliah logika.
-p
Dengan lambang : [{(p v q) ٨ q} → -p]
Dites :
p q -p -q p v q {(p v q) ٨ q} [{(p v q) ٨ q} → -p]
1 1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1
1. p v q 2. ٨ q 3. → -p
1 v 1=0 0٨1=0 0→0=1
1 v 0=1 1٨0=0 0→0=1
0 v 1=1 1٨1=1 1→1=1
0 v 0=0 0٨0=0 0→1=1
Jadi, [{(p v q) ٨ q} → -p] adalah rumus MPT.
Note : Jadi rumus MPT ada 2, yaitu :1. [{(p v q) ٨ p} → -q]
2. [{(p v q) ٨ q} → -p]
MODUS TOLLENDO PONENS (MTP)
ºModus Tollendo Ponens = aturan penyimpulan dalam keterangan peng-atau-an yg memisah gengan cara mengingkar melakukan pembenaran.
a). Ex Penyimpulan : Saya sedang kuliah logika atau saya p v
sedang belanja di pasar dan saya
q ٨
tidak sedang kuliah logika maka saya
-p →
sedang belanja di pasar.
q
Dengan lambang : [{(p v q) ٨ -p} → q]
Dites :
p q -p -q p v q {(p v q) ٨ -p} [{(p v q) ٨ p} → q]
1 1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1
1. p v q 2. ٨ -p 3. → q
1 v 1=0 0٨0=0 0→1=1
1 v 0=1 1٨0=0 0→0=1
0 v 1=1 1٨1=1 1→1=1
0 v 0=0 0٨1=0 0→0=1
Jadi, [{(p v q) ٨ -p} → q] adalah rumus MTP.
b). Ex Penyimpulan : Saya sedang kuliah logika atau saya p v
sedang belanja di pasar dan saya
q ٨
tidak sedang belanja di pasar maka
-q →
saya sedang kuliah logika.
p
Dengan lambang : [{(p v q) ٨ -q} → p]
Dites :
p q -p -q p v q {(p v q) ٨ -q} [{(p v q) ٨ q} → p]
1 1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1
0 0 1 1 0 0 1
1. p v q 2. ٨ -q 3. → p
1 v 1=0 0٨0=0 0→1=1
1 v 0=1 1٨1=1 1→1=1
0 v 1=1 1٨0=0 0→0=1
0 v 0=0 0٨1=0 0→0=1
Jadi, [{(p v q) ٨ -q} → p] adalah rumus MPT.
Note : Jadi rumus MTP ada 2, yaitu :1. [{(p v q) ٨ -p} → q]
2. [{(p v q) ٨ -q} → p]
Perbedaan antara Keterangan Persyaratan dengan Keterangan
Peng-atau-an : - Keterangan Persyaratan : tidak bisa dibolak-balik
- Keterangan Peng-atau-an : bisa dibolak balik
Tanggal : 17 November 2009
FALLACY (SESAT FIKIR)
ºSesat fakir dapat terjadi karena : - kesengajaan (sofisme yg tidak logis)
- ketidaksengajaan (paralogis)
Akal←penyimpulan→aturan→sesuai
inference →tdk sesuai→sesat fakir logika→sengaja (sophisme)
→tdk sengaja
(paralogis)
Jiwa←penalaran
reasoning
Perbedaan antara Penyimpulan dan Penalaran adalah : - Penyimpulan : alat utamanya : akal, sedangkan
- Penalaran : alat utamanya : semua kemampuan kejiwaan.
Jadi, penyimpulan tidak sama dengan penalaran.
Dalam konteks logika yg digunakan : penyimpulan bukan penalaran
Penyebab terjadinya sesat fakir adalah : – menganggap akibat adalah sebab
-makna ganda :
makna ganda kata
makna ganda kalimat
Makna ganda kata bisa terjadi karena :
- Konteksnya berbeda (maknanya berbeda)
Ex : antara orang Jawa dg orang Jambi (yg tinggal di Jambi)
Orang Jambi meminta “ambung” ke orang Jawa dan orang Jawa tersebut marah, karena kata “ambung” dalam bahasa Jawa artinya “cium” sedangkan dalam bahasa Jambi artinya “keranjang”.
- Pengucapannya sama dalam kata yg berbeda
Ex : pengucapan kata “the inject”
“the inject” dalam bahasa Inggris artinya menyuntikkan sedangkan dalam bahasa gaul sehari² maksudnya sama dengan di injak.
- Makna kiasan dianggap makna sebenarnya dan makna sebenarnya dianggap makna kiasan
Ex : antara orang Jambi dg orang Surabaya (di daerah Surabaya). Di sini, banyak orang dewasa yg suka “main balon”. Kemudian orang Jambi bertanya “bukannya yg suka main balon itu anak kecil tapi di sini kok malah orang dewasa yg suka main balon”. Makna kiasan “main balon” bagi orang Surabaya adalah PSK sedangkan orang Jambi menganggap arti yg sebenarnya.
- Arti denotatif dan konotatif
Makna ganda kalimat bisa terjadi karena :
- Akibat ancaman
Ex : seseorang ditangkap polisi karena dianggap melakukan kejahatan. Pada pemeriksaan di tingkat penyidik ia mengiyakan bahwa telah melakukan suatu kejahatan hal itu ia lakukan karena ia takut akan ancaman dan ia berfikir kalau seandainya ia pura-pura mengaku bahwa ia dalah pelakunya maka ia tidak disiksa. Kemudian pada pemeriksa di tingkat Pengadilan ia bersumpah di depan hakim bahwa sebenarnya ia tidak bersalah.
- Belas kasihan
Ex : bila kita melihat orang yg memakai baju compang- camping, kotor pasti kita lansung merasa kasihan sehingga kita beri orang itu uang.
- Marah dianggap tidak marah dan tidak marah dianggap marah
- Salah persepsi
Ex : minta nomor togel kepada mbah dukun supaya cepat kaya
- Adanya kebanggaan
Ex : diskon barang²mahal
- dst
Sesat fakir ini tidak saja hanya terjadi pada manusia tetapi juga bisa terjadi pada hewan.
- TUGAS -
1). Square of Opposition (Pola Hubungan)
A E
I O
2). Logical Connective (Perangkai Kata)
( ٨ ) ( v ) ( v ) ( → )
3). The law of imperence Syllogism, Sorites, Polysyllogism, MPP, MTT, MPT. MTP
4). Fallacy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar